Rabu, 05 Januari 2011

Lima Kunci Kesuksesan Obama

Ada beberapa faktor yang membuat Barack Obama sukses

VIVAnews - Dalam pemilihan umum (pemilu) Amerika Serikat (AS) kali ini, muncul beberapa peristiwa luar biasa yang tidak sekadar menghasilkan seorang putra kulit pertama sebagai presiden di "Negeri Paman Sam." Dalam sejarah pemilu AS, jarang sekali menyaksikan seorang kandidat seperti Barack Obama sudah menerima ucapan selamat dari lawannya, John McCain, menjelang tengah malam pada hari pemungutan suara dan beberapa menit kemudian melakukan pidato kemenangan saat penghitungan jumlah suara masih berlangsung.

Jumlah dukungan suara untuk Obama dari para elektor - yaitu orang yang dipercaya para pemilih untuk menentukan kandidat mereka - yang jauh melebihi batas minimum juga merupakan suatu hal yang sensasional. Fenomena itulah yang akhirnya mengundang pertanyaan, apa yang menyebabkan Obama begitu sukses membawa dirinya dan juga Partai Demokrat, yang menjagokannya, menguasai Gedung Putih dan Capitol Hill (Gedung Kongres) lewat pemilu kali ini?

Ada beberapa faktor yang membuat Obama sukses besar, yang akhirnya menjalar juga kepada keunggulan Partai Demokrat atas Republik di Kongres, baik di Senat maupun di Dewan Perwakilan Rakyat.

1. Pendatang Baru di Panggung Politik Washington
Obama menunjukkan bahwa menjadi pemula bukan berarti tidak bisa tampil dominan. Dia baru datang ke Washington DC empat tahun lalu dengan pengalaman sebagai anggota parlemen daerah di negara bagian Illinois. Saat itu banyak politisi yang tak yakin kalau Obama sanggup bertahan di kancah perpolitikan di Washington DC yang penuh intrik dan siasat, apalagi dengan usianya yang saat itu masih di awal 40 tahun, berkulit hitam, dengan nama yang tidak lazim diucapkan.

Nama Obama baru mulai dikenal publik Amerika secara nasional saat dia tampil membawakan pidato pembuka di acara pengukuhan John Kerry sebagai kandidat dari Partai Demokrat menantang Presiden George W. Bush pada pemilu 2004. Pidato Obama berjudul "Menerjang Harapan" [yang kemudian menjadi judul otobiografinya yang laris manis] mampu menggugah emosi massa. Namun saat itu tak ada satupun stasiun televisi utama nasional, apakah itu ABC,NBC, dan CBS yang menayangkan pidato Obama secara langsung.

Bandingkan dengan nama-nama lain yang menjadi para pesaing Obama di pemilu kali ini. Sebut saja John McCain, Hillary Clinton, John Edwards, dan lain-lain yang sudah lama malang-melintang di Capitol Hill. Bahkan, mantan pesaing Obama yang kini menjadi pendampingnya sebagai wakil presiden, Joe Bidden, sudah berkiprah di Kongres selama lebih dari 20 tahun. Namun di situlah peluang besar Obama saat sejumlah jajak pendapat jelang pemilu menunjukkan bahwa banyak warga-pemilih yang tampaknya sudah muak dengan muka-muka lama yang tidak akan membawa kemajuan bagi Amerika. Intinya, mereka ingin suatu perubahan

2. Mencitrakan diri sebagai Agen Perubahan
Jauh sebelum mencalonkan diri sebagai kandidat presiden, Obama bertekad bahwa dia akan menjadi pemimpin Amerika bukan karena sekadar ingin meraih gengsi sebagai orang kulit hitam dan tokoh muda yang berani bertarung di ajang pemilu dengan segala risiko. Dia sudah lama bertekad ingin membawa perubahan bagi Amerika. Pada Februari 2007 saat ditanya seorang kolumnis "Politico" apakah Obama mencalonkan diri untuk maksud-maksud "simbolis," Obama langsung menjawab, "Tidak, tidak, tidak. Kalau saya maju menjadi kandidat presiden bukan untuk tujuan simbolis, tapi untuk menang. Dan juga untuk mengubah negeri ini," kata Obama.

Dengan jargon "Perubahan" yang diusungnya di setiap kampanye, Obama berjanji merubah ekonomi Amerika yang sudah hancur lebur ditimpa krisis. Dia sekaligus berjanji merubah kebijakan George W. Bush yang selama delapan tahun memanjakan kaum pengusaha mapan dengan tidak menerapkan pajak yang sepantasnya bagi mereka dan di saat yang sama tidak memedulikan kepentingan kelas pekerja dan kaum menengah ke bawah yang susah payah mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan dengan harga terjangkau.

3. Lihai Mengandalkan Teknologi Internet
Salah satu rahasia kemenangan Obama terletak pada pemanfaatan teknologi internet dalam menjaring dukungan dan dana. Menurut situs majalah Wired edisi 29 Oktober 2008, Obama adalah contoh sukses pertama kali teknologi diintegrasikan dengan model perubahan organisasi politik yang menekankan partisipasi sukarelawan dan umpan balik dalam skala yang luas, meningkat dengan cepat, dan menyebabkan antusiasme yang tak pernah terjadi sebelumnya pada hari-hari terakhir menjelang hari pemilu.

Konsep jejaring sosial yang dilakukan di internet seperti "Facebook" dan "MySpace" dikombinasikan dengan database yang akurat dan selalu diperbarui akhirnya berhasil menggerakan para sukarelawan pendukung Obama untuk bergerak di lapangan dengan efektif. Bahkan kubu Obama berani menolak jatah dana kampanye dari pemerintah sebesar US$85 juta karena percaya diri mampu meraup dana secara swadaya, salah satunya melalui teknologi internet dalam menggalang dana, menjual pernak-pernik, kaus, topi, dan lain-lain. Hasilnya tak percuma, kubu Obama sanggup meraup dana kampanye lebih dari US$ 650 juta.

Sebaliknya, kubu McCain masih melakukan pendekatan konvensional dengan mengambil jatah dana US$ 85 juta dengan risiko tidak boleh mencari dana lagi. Akhirnya mereka kelabakan karena dana yang sudah tipis pada hari-hari akhir kampanye, sementara Obama di saat yang sama masih bisa menghabiskan puluhan juta dolar untuk menayangkan iklan kampanye berdurasi 30 menit di semua jaringan televisi nasional.


4. Sukses menjaring pemilih pemula dan kaum muda
Kelompok ini sangat berpengaruh pada telaknya kemenangan Obama atas McCain. Didukung usianya yang masih tergolong muda di gelanggang politik dan lihai memanfaatkkan teknologi internet dalam berkampanye membuat Obama dianggap tokoh yang mewakili kaum muda.

Obama mampu membuat anak-anak muda seperti Rafi Zelikowsky sampai bolos dari kelas demi ikut pemilu dan rela menunggu berjam-jam untuk menggunakan hak pilihnya. "Kamilah yang memberikan energi baru," kata mahasiswa suatu universitas di Los Angeles berusia 19 tahun tersebut kepada Associated Press. Loyalitas yang ditunjukkan para pemilih pemula seperti Zelikowsky benar-benar membawa arti bagi sukses Obama.

Sejumlah survei menunjukkan bahwa dua pertiga dari jumlah pemilih berusia kurang dari 30 tahun mengaku mendukung Obama. Yang menakjubkan, banyak pemilih pemula yang menyatakan bahwa pemilu kali ini merupakan peluang bagi mereka bersama-sama Obama mencetak sejarah baru.

5. Diuntungkan oleh Kesalahan Lawan
Kubu Obama patut bersyukur saat mendengar pernyataan McCain jauh-jauh hari sebelum pemilu bahwa kandidat Partai Republik mendukung visi dan kebijakan-kebijakan George W. Bush. Belakangan, saat krisis keuangan muncul, McCain menelan kembali ucapannya itu dengan menyatakan bahwa dia berbeda dari Bush.

Namun publik sudah terlanjur menyamakan McCain dengan Bush. Maka muncullah logika, apa mau nanti AS terus-terusan hidup dalam krisis keuangan seperti saat diperintah Bush?

Kesalahan berikut McCain adalah saat dia September lalu menolak mendukung kebijakan pemerintah untuk menggulirkan anggaran US$700 miliar untuk mengatasi krisis keuangan yang bersumber dari kredit macet. Penolakan itu akhirnya membuat McCain dianggap tidak peka dengan kondisi ekonomi yang diancam krisis keuangan dan harus segera diselamatkan dengan bantuan darurat dari pemerintah.

Kesalahan lain yang dibuat kubu McCain adalah penunjukkan Sarah Palin sebagai kandidat wakil presiden. Tadinya kehadiran Palin diharapkan sanggup menandingi Obama untuk merebut perhatian kaum muda dan perempuan.

Namun, dengan pengalaman berpolitik yang sangat minim yang tak ditunjang dengan penampilan yang karismatik, membuat kapabilitas Palin kian hari kian diragukan, bahkan di kalangan pendukung Republik. Apalagi selama berkampanye Palin direpotkan dengan isu penyalahgunaan jabatan sebagai gubernur Alaska sehingga turut mempengaruhi konsentrasi tim sukses McCain.


Oleh: Renne R.A Kawilarang, Nenden Novianti
By VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Download youtube Video

ShoutMix chat widget
 

© Copyright by BERBAGI ILMU DAN INFORMASI | Template by BloggerTemplates | Blog Trick at Blog-HowToTricks