Minggu, 23 Januari 2011

Staf Presiden Jelaskan Konsep Greater Jakarta

VIVAnews - Pemerintah semakin mengerucutkan pembahasan pemindahan Ibukota Negara pada opsi kedua yakni Ibukota tetap berada di Jakarta, namun pusat pemerintahan bergeser ke kawasan baru di dekat Jakarta. Opsi ini, menurut Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah dan Pemerintahan Daerah Velix Wanggai adalah opsi paling realistis.

Selain opsi yang disebut kedua itu, ada opsi pertama dan ketiga. Opsi pertama, Ibukota dan pusat pemerintahan tetap berada di Jakarta. Opsi ketiga, Ibukota dan pusat pemerintahan dipindahkan dari Jakarta.

"Konsep Greater Jakarta paralel dengan opsi kedua," kata Velix saat diwawancara VIVAnews.com, di Jakarta, Minggu 23 Januari 2011. "Yakni konsep pembenahan fungsi dan tata ruang Jakarta dan daerah-daerah sekitarnya."

Greater Jakarta ini, menurut Velix, merujuk pada pengalaman Greater London dan Greater Kuala Lumpur. Namun, sementara ini, tim yang mengkaji lebih condong ke model Greater Kuala Lumpur.

Untuk itu, alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada itu, menyatakan Greater Jakarta membutuhkan penataan regulasi untuk tahap awal.

"Kedua, pengaturan wewenang, antarwilayah atau antara pemerintah pusat dan wilayah," kata Velix. Seperti Greater Kuala Lumpur, tidak ada otorita tunggal yang mengatur layaknya pada Greater London.

Sejauh ini, tim Presiden membayangkan nanti akan ada semacam badan atau komite kerja sama antara wilayah. "Jadi, daerah otonom yang sudah ada yakni tiga provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat masih tetap ada," tuturnya.

"Ketiga, kerangka pembiayaan. Apakah perlu suatu badan tersendiri atau modelnya tetap kerja sama pembiayaan, atau model lainnya," kata Velix.

Daerah-daerah yang masuk dalam Greater Jakarta ini nanti akan diatur optimalisasi perannya masing. "Di mana pusat bisnis, pusat pemerintahan, pusat pendidikan. Bahkan mungkin ada daerah yang menjadi sentra pangan," katanya.

Saat ini, Velix menjelaskan, memang ada peraturan pemerintah mengatur soal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur. Greater Jakarta, akan jauh lebih maju, mengatur lebih tegas dan rinci termasuk soal transportasi serta perhubungan.

Namun, Velix menyatakan, dua opsi berkaitan pemindahan Ibukota masih dibahas juga. Mudah-mudahan, dalam tahun ini tim kecil yang ditunjuk Presiden bisa menghasilkan suatu kertas kerja.

Istilah Greater Jakarta terkuak pada 11 Januari lalu, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Rektor Institut Teknologi Bandung, Akhmaloka, di kantornya. "Presiden menekankan keinginan beliau mewujudkan suatu "Greater Jakarta", suatu Jakarta yang lebih besar dan lebih luas," kata Julian Aldrin Pasha, Juru Bicara Presiden.

Rektor ITB pun kemudian mencontohkan Tokyo dalam melakukan pengembangan wilayah yang berkembang sesuai kapasitas penduduknya. Ini berarti, perkembangan Jakarta dapat dilakukan terkait dengan kota-kota di sekitarnya. "Juga terkait beberapa daerah lain seperti Purwakarta, Sukabumi, dan sekitarnya," ucap Julian. (art)
• VIVAnews
By Arfi Bambani Amri

0 komentar:

Posting Komentar

Download youtube Video

ShoutMix chat widget
 

© Copyright by BERBAGI ILMU DAN INFORMASI | Template by BloggerTemplates | Blog Trick at Blog-HowToTricks